walking LED

2.01.2011

HIBURAN MASYARAKAT (BUKAN) MISKIN (LAGI), baca: hiburan masyarakat lagi

Alun-alun Utara Kraton Ngayojokarto Hadinigrat Yogyakarta, 31 Januari 2011.
Aku dan dua adiku bermain Skaten, sebuah wisata rakyat yang diadakan untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad Rasulullah (Kelahiran). Suasana aga mendung bahkan terkadang ada tetesan air hujan, tapi sukurlah karena dari awal sampai kami pulang hujan tidak turun. Cuaca memang agak dingin, apalagi aku tidak pakai jaket hanya baju katun yang tipis berwarna hitam.

Disana banyak permainan yang biasa ada di Pasar Malam Sekaten beberapa Tahun terakhir ini. Seperti Bianglala (Mini :D), Kora-kora (Mini), Rumah Setan, Carousel, dan beberapa mainan lain yang cukup familiar dengan Acara tersebut. Bahkan beberapa mainan menggunakan Air sebagai media permainannya, membuat klam dadakan dengan terpal (Tenda Plastik) lalu diberi air. Ada yang menambahkan Balon besar yang bisa dimasuki, Kapal dayung dan Kapal Kayuh. Tidak ketinggalan permainan macam Flying Fox pun turut meraimaikan Sekaten ini.

Tetapi, ada yang disayangkan Pasar malam yang Identik dengan Pasar Hiburan Rakyat yang merakyat kini sudah berubah, serba murah meriah kini sudah tidak ada. Pasar hiburan rakyat Sekaten sudah bukan milik Rakyat lagi. Seua serba cukup mahal dari permainan yang di bandrol tari 5 s/d 10 rb per permainan. membuat aku berpikir inilah yang membuat sekaten tidak lagi menjadi daya tarik lagi, sudah terlalu banyak campur tangann Industrial-Kapitalis yang memepengaruhi Pasar Malam Sekaten ini. Sungguh Disesalkan. :(

Tarif masuk 2rb (Normal dari dulu juga segitu), parkir 3rb (mahal padahal tahun lalu masih 2rb), Naik Kora-kora 5rb (Bijin Muntah saya yang satu ini), Bianglala 10rb, Balon Air 10rb, Kapal 10rb, Dan semacam Tampolin yang ada di BNS Malang 10rb juga. Total 52rb untuk ukuran Jogja harga itu cukup menguras dompet dan tidak bisa dimasuka kedalam kategori harga bagi masyarakat kelas bawah yang beberapa tahun lalu masih memenuhi Hiburan malam Sekaten ini. Sungguh sangat Ironi satu lagi milik rakyat yang tidak menjadi milik rakyat.

Written By Rico Hendar, @My Room, 1 Feb 2011